Copyright © The Root of Learning
Design by Dzignine

The Root of Learning

Adalah blog tentang semangat belajar seorang anak. Dalam blog ini kami dokumentasikan petualangan belajar, kurikulum, dan materi belajar yang kami gunakan. Belajar tak mengenal batasan.
Showing posts with label Kamis. Show all posts
Showing posts with label Kamis. Show all posts
Wednesday, September 18, 2013

Belajar Tanpa Kurikulum? Bisa!

Skeleton... tulang... hmmm... saya sempat membaca materi anak kelas 4 SD dengan kurikulum nasional tentang IPA. Yang disajikan adalah tentang nama-nama tulang. Lalu, pertanyaan di soal-soalnya juga seputar nama tulang. Pada intinya, anak diminta untuk menyebutkan nama-nama tulang yang menyusun (misalnya) tulang tangan.... waduh maaaaak.... ini bukannya tugas mahasiswa kedokteran ya? Menurut saya, ini belum waktunya diberikan di tingkat SD.

Ya sudahlah.. biarlah kurikulum itu ya kurikulum itu... anak saya kan belajarnya tidak diarahkan kurikulum yang itu. Kami memutuskan untuk memberikan pengetahuan tentang tulang mulai dari awal, dari fungsi tulang itu sendiri. Lalu penyesuaian bentuk dan struktur tulang terhadap lingkungan hidup makhluk yang bersangkutan, misalnya ikan bentuk dan struktur tulangnya akan beda dengan burung karena cara hidup dan lingkungan hidupnya beda. Begitu juga beda antara hydrostatic skeleton dan cytoskeleton. Semua ini kami pelajari dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Skeleton. Nanti baru akan berlanjut ke tahap yang lebih detail lagi tentang tulang.

Selain science, hari ini kami belajar geografi. Materi yang kami pilih adalah angin dan tekanan udara. Materi ringan namun dibutuhkan anak, asalnya untuk menjawab pertanyaan: kenapa telinga kita sakit kalau kita bepergian ke gunung? Nah inilah kurikulum kami sebetulnya, yaitu kurikulum yang diarahkan pada pertanyaan anak. Kami ambil materi dari link ini : http://www.kidsgeo.com/geography-for-kids/0081-atmospheric-pressure.php

Lalu dilanjutkan dengan matematika, tetap setia dengan CIMT. Ada satu soal menarik, yaitu : anak diberikan angka ratusan, angka ini adalah selisih dari angka-angka lain yang diletakkan dalam posisi bertebaran, dan angka-angka lain itu harus dicari pasangannya yang jika dikurangi hasilnya adalah angka yang diberikan di awal tadi. Ribet? Nggak juga siy... hehehe :D

Keep on learning! ^_^
Wednesday, January 30, 2013

Hari Bahasa

Hari Kamis adalah hari bahasa. Bahasa Jepang, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris jadi pusat pembelajaran di hari ini.

Bahasa Jepang kami belajar huruf Hiragana, untuk kya, kyu, kyo, sha, shu, sho, cha, chu, cho, hya, hyu, hyo, dan pya, pyu, pyo. Seperti biasa, anak menuliskan huruf-huruf hiragana tersebut hingga dia tak perlu melihat contoh lagi dalam menuliskannya. Itu tanda bahwa dia mulai ingat tentang huruf yang sedang dia pelajari.

Untuk bahasa Inggris, hari ini kami mempelajari grammar dari textbook Scott Foresman, grade 2 halaman 24-25. Mengapa kami "baru" menapaki grade 2 untuk Scott Foresman English? Sebab pertama adalah karena kami memakai banyak resource untuk english, sehingga semuanya mendapat porsi yang seimbang. Selain itu, karena tingkat kesulitan Scott Foresman grade 2 sesuai untuk third grade kami saat ini.

Inilah enaknya homeschool, kita tak perlu ngoyoh harus menyesuaikan anak terhadap buku, tapi sebaliknya, bukulah yang harus menyesuaikan diri terhadap anak. Jika diterapkan hal ini dengan baik, maka hasilnya adalah proses belajar yang menyenangkan. Walau begitu, kami kadang juga mengijinkan loncat ke materi yang lebih jauh. Luwes, itulah intinya.

Nah, untuk bahasa Indonesia, hari ini anak kami mengurutkan abjad dengan menghafalnya melalui lagu. Menarik ya, umur 8 tahun baru belajar urutan abjad! Padahal anak lain mempelajarinya di usia TK. So what? Bukan hal yang aneh untuk keluarga home education, karena memang tak ada keharusan mengikuti patokan-patokan kurikulum.

Bagi kami, belajar seharusnya menyenangkan. Dulu, anak kami belum siap belajar urutan abjad. Dia belum melihat pada perlunya menghafal urutan abjad. Saat ini dia sudah mempelajari sortir berdasarkan abjad, baik itu ascending maupun descending. Dari sini dia mulai paham pentingnya menghafal abjad. Ketika seorang anak tahu pentingnya atau perlunya mempelajari sesuatu, saat itulah belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan, penuh hasrat, dan efektif.