Copyright © The Root of Learning
Design by Dzignine

The Root of Learning

Adalah blog tentang semangat belajar seorang anak. Dalam blog ini kami dokumentasikan petualangan belajar, kurikulum, dan materi belajar yang kami gunakan. Belajar tak mengenal batasan.
Saturday, November 8, 2014

Lebih Pandai Menghargai Kebaikan

"Dekat dengan kebaikan
akan mempermudah kita
untuk bersyukur,
dan merasa bahagia."

Manusia, pada dasarnya memiliki kecenderungan mudah mengingat tindakan buruk yang ditimpakan padanya, daripada tindakan baik yang diberikan seseorang padanya. Seorang anak akan lebih mudah mengingat amarah orangtua daripada belaian, jika kedua hal itu diberikan dalam kuantitas yang sama. Dibutuhkan kuantitas belaian yang jauh lebih banyak daripada amarah jika orangtua ingin meninggalkan kesan baik pada pikiran anaknya. Selain itu, dibutuhkan juga penegasan secara lisan tentang kasih sayang orangtua pada anaknya, supaya anak paham dan mudah mengingat belaian itu sebagai wujud kasih sayang, daripada amarah.

Meninggalkan kesan baik itu memang butuh kerja keras jika dibandingkan dengan meninggalkan kesan buruk. Itu karena kecenderungan manusia untuk lebih mengingat yang buruk daripada kebaikan. Itu memang kecenderungan ya, tapi sebagai manusia, kita diharapkan untuk lebih pandai menyadari kebaikan daripada keburukan, karena dekat dengan kebaikan akan mempermudah kita untuk bersyukur, dan merasa bahagia.

Bagaimana jika anak kita demikian?
Cara yang tepat, tentu saja:

1. Mendoakan anak supaya diberi kebijakan dan kepandaian bersyukur.
Ini memang yang utama harus dilakukan. Salah satu tugas orangtua adalah mendekatkan anak pada Penciptanya.



2. Meneladankan tindakan mudah bersyukur daripada bersungut-sungut.
Coba introspeksi, apakah kedua orangtua memang sudah pandai bersyukur? Atau justru masih bersungut-sungut? Anak banyak meniru tindakan orangtua loh... Berubahlah mulai sekarang, kurangi melakukan kritik yang tidak membangun, kurangi menggerutu. Perbanyak ucapan syukur, dan lakukan itu di depan anak supaya anak bisa menyontoh anda.

3. Memberi contoh betapa dia sangat beruntung dibandingkan orang lain.
Mengunjungi panti asuhan, penampungan anak jalanan, atau melihat tayangan kemiskinan bisa dijadikan pembanding antara anak dan orang lain yang kurang baik nasibnya. Narasikan apa yang dia lihat, bandingkan perbedaan yang ada, dengan demikian anak akan lebih mudah memahami. Tanpa dinarasikan anak akan sulit memahaminya.

4. Membiasakan anak mengingat dan menyebutkan kebaikan yang telah diterimanya
Setiap malam, setelah doa malam bersama, kami membiasakan diri dengan menyebutkan kebaikan yang telah kami masing-masing terima. Saya menyebutkan kebaikan yang saya terima dari suami, dan kebaikan yang saya terima dari anak. Anak menyebutkan kebaikan yang telah dia terima dari saya dan papinya. Suami saya juga begitu, menyebutkan kebaikan yang telah dia terima dari saya dan dari anak. Dengan ini kami berharap anak akan lebih peka terhadap kebaikan yang dia terima.

Jika anda punya cara lain, silakan share di kotak komentar, untuk saling memperkaya.

0 comments:

Post a Comment